Lingkungan tempat kita tidur memainkan peran besar dalam menentukan seberapa nyenyak istirahat kita. Banyak orang tidak sadar bahwa pencahayaan, suhu, hingga suara di sekitar kamar dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk tertidur.
Cahaya terang, terutama dari layar ponsel, televisi, atau komputer, bisa menipu otak agar tetap merasa “siang hari”. Karena itu, disarankan untuk mengurangi paparan cahaya buatan setidaknya 30 menit sebelum tidur. Lampu dengan cahaya hangat atau temaram dapat membantu otak lebih rileks.
Suhu ruangan juga sangat berpengaruh. Ruangan yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat membuat tubuh tidak nyaman. Suhu ideal biasanya berada di kisaran sejuk dan stabil. Penggunaan sprei yang lembut dan bantal yang sesuai juga dapat menambah kenyamanan tidur.
Selain cahaya dan suhu, kebisingan juga dapat mengganggu tidur. Suara kendaraan, notifikasi ponsel, atau televisi yang masih menyala bisa membuat otak tetap aktif. Solusinya sederhana — matikan perangkat elektronik dan, jika perlu, gunakan musik lembut atau suara alam untuk membantu menenangkan pikiran.
Bagi mereka yang sulit melepaskan diri dari teknologi sebelum tidur, mencoba “detoks digital” di malam hari bisa menjadi langkah efektif. Cobalah mengganti waktu bermain ponsel dengan membaca buku, menulis jurnal, atau melakukan pernapasan dalam.
Dengan mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman, tubuh lebih mudah beradaptasi menuju fase istirahat yang berkualitas. Tidur pun menjadi lebih pulas, dan pagi hari terasa lebih segar.
